Menjadi Rantai Injil Kerajaan Allah

Surat Natal Dirnas

Mat 1:1  Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Mat 1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.  17  Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

Membaca nama-nama dalam silsilah Yesus ini, tentu kita tidak asing dengan nama-nama Abraham, Ishak, Yakub. Lalu ada Boas-Rut, Daud, Hizkia dan raja-raja lain – orang-orang baik yang mengasihi Allah.
Dahi mulai berkernyit ketika dalam daftar itu ada nama-nama: Rahab, isteri Uria (Batsyeba), yang kita tahu latar belakang hidup mereka. Tapi okelah, tentunya mereka mengalami perubahan hidup (pertobatan). 

Namun, ketika disitu pun ada nama-nama: Tamar (menantu Yehuda yang menjebak mertuanya karena tidak segera dikawinkan dengan anak bungsunya – Kej. 38:11-30), juga Manasye (raja Yehuda yang sangat jahat dan menimbulkan sakit hati Allah yang besar – 2 Raja 21:1-18). Benar-benar saya menjadi tidak habis pikir, mengapa Allah rela ada orang-orang yang hidupnya tidak benar bahkan melawan diri-Nya ada dalam daftar silsilah Yesus Sang Juru Selamat yang amat sentral ini? Tetapi itu lah faktanya, dalam kedaulatan-Nya.

Suatu pelajaran yang saya tarik dari kisah ini: Allah tetap konsisten dengan hukum-hukum-Nya, janji-janjiNya, Dia tetap melanjutkan janji kepada Daud bahwa melalui keturunannyalah akan muncul Sang Juru Selamat. Pertanyaan besarnya adalah: apakah orang-orang dalam jalur silsilah itu juga akan menikmati sukacita kekal bersama Allah dalam Kerajaan-Nya? Tentu tidak semuanya, kita melihat banyak yang tidak bertobat sampai akhir hidupnya.

Merenungkan kembali Natal di zaman ini – 2000 tahun lebih pasca kelahiran-Nya di kandang Betlehem – saya sungguh bersyukur oleh anugerah dan kedaulatan kasih-Nya, berita sukacita itupun sampai kepada saya oleh rantai Injil yang melintas tahun & abad oleh berbagai nama-nama dalam silsilah hidup saya. Namun sekaligus juga merenungkan, apakah semua orang dalam rantai itu benar-benar menikmati sukacita kekal dalam Kerajaan-Nya? Semoga demikian.

Memandang ke depan sampai akhir dunia ini – patut kita renungkan, apakah kita juga akan menjadi bagian dari silsilah Kerajaan Allah? Menjadi rantai Injil sampai ujung bumi? Apakah anak-anak kita juga akan menjadi bagiannya? Apakah kita juga akan menikmati sukacita kekal dalam Kerajaan-Nya?
Kiranya kita diberi kekuatan dan semangat supaya tidak hanya menjadi rantai Injil tetapi juga mendapat bagian dalam Kerajaan kekal-Nya – seperti doa Paulus – ”Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.” – 1Kor 9:23 

Selamat Natal 2022 & Tahun Baru 2023

Semarang, 24 Desember 2022

Rudi M Kurniawan

Author: Navina

Komentar atau Pertanyaan